Sunday, 21 November 2010

Manfaat Daun Ungu (Handeuleum)

Jawer kotok (Coleus atropurpureus) termasuk tanaman obat ambeien paling populer. Tanaman yang dikenal pula sebagai iler ini mudah diperoleh dan dibudidayakan. Umumnya ditanam sebagai tanaman hias pembatas kebun (border plant) lantaran tumbuhnya berupa terna (herba) yang bisa tumbuh setinggi 80 cm. Warna daunnya beragam, dari hijau muda, kuning, hingga merah kecoklatan. Atau, kombinasi ketiganya. Hanya saja, tidak semua jawer kotor berkhasiat obat. Hanya yang berdaun merah kecoklatan bisa dijadikan obat. Daun dengan tepi berbetuk gerigi inilah yang digunakan sebagai obat hemoroid.


Kemampuannya sebagai obat muncul lantaran daun tanaman yang berasal dari wilayah Asia Tenggara ini mengandung senyawa thymol, karvakrol, eugenol, metileugenol, dan etil salisilat. Thymol memiliki sifat antelmintik (mematikan cacing) dan antiseptik. Karvakrol merupakan senyawa bersifat disinfektan, antifungal, dan antelmintik. Eugenol dapat menghilangkan rasa nyeri atau bersifat analgesik. Sedangkan etil salisilat mempu meniadakan iritasi. Sifat dari senyawa yang dikandung daun jawer kotok inilah yang mampu mengatasi ambeien yang belum terlanjur besar.

Cara mengolah daun jawer kotok sebagai obat sangat mudah. Petik 12 lembar daun jawer kotok dan cuci bersih. Dengan air sebanyak 2 gelas, daun tersebut direbus hingga mendidih beberapa saat agar volume airnya tinggal setengahnya. Air rebusan ini siap diminum sebagai obat untuk sekali minum. Dianjurkan dalam sehari minum cuma sekali, bisa pagi, siang, atau malam hari, tergantung kesukaan penderita. Meminumnya dilakukan selama beberapa hari secara berturut-turut sampai ganjalan di �pintu belakang� lenyap.

Tanaman hias lainnya, daun wungu (Graptophylum pictum). Di tanah Pasundan tanaman dari famili jeruju-jerujuan ini dijuluki handeuleum, di Jawa demung, di Madura karotong, dan temen merupakan sebutannya di Bali. Asalnya diduga dari Irian dan tersebar ke seluruh Indonesia. Sosoknya berbentuk perdu tegak dengan daun berbentuk lonjong sampai memanjang dan letaknya berhadapan.

Ada beberapa varietas daun wungu yang biasa ditanam, yakni yang berdaun hijau, berdaun belang, dan berdaun lembayung atau ungu merah. Namun, cuma varietas berdaun lembayung yang berkhasiat menyembuhkan wasir. Kulit batang dan daunnya berlendir dengan bau kurang sedap. Kandungan lendir ini mencapai 35%. Di dalamnya terkandung senyawa aktif bernama alkaloida. Lendir inilah yang berkhasiat sebagai faecal softener yang membantu memperlancar pengeluaran tinja.

Kerja daun wungu ini akan semakin baik bila dicampur dengan daun duduk (Desmodium triquetrum). Tanaman, yang di Jawa disebut dengan nama cocor bebek atau gulu walang dan di Sunda dikenal dengan sebutan ki congcorang, ini termasuk suku polong-polongan. Daunnya berupa daun majemuk menyirip ganda dengan tangkai daun membentuk sayap. Di dalam daun tersebut terkandung tanin, asam kersik, kalium, zat rutin, dan senyawa alkaloida hipaforin.

Hasil penelitian laboratorium menunjukkan, zat rutin pada daun duduk bersifat memperkuat dinding pembuluh darah kapiler. Sifat inilah yang bisa melengkapi kemampuan daun wungu dalam pengobatan wasir. Pembuangan tinja bisa lancar dan pembuluh darah di rektum menjadi kuat.

Sebagai obat tunggal terhadap wasir, cara pengolahan daun wungu mirip dengan pengolahan jawer kotok. Diperlukan 7 lembar daun wungu segar untuk membuat ramuan obat. Daun tersebut dicuci dan direbus dalam air sebanyak dua gelas hingga mendidih dan volumenya tinggal setengahnya. Air rebusan tersebut diminum untuk satu hari. Penderita meminumnya setiap hari selama satu minggu.

Khasiat handeuleum sebagai obat hemoroid juga diakui oleh seorang dokter di Bogor. Air rebusan daun wungu ini dianjurkan untuk diminum sebagai pendamping obat-obatan hemoroid yang diberikannya. Bahkan pengalaman empiris menunjukkan, kalau air seduhan ini diminum secara rutin, ambeien sampai tingkat tiga (adanya benjolan keluar saat buang air besar, tapi bisa masuk sendiri) pun bisa dilawan.


Semoga bermanfaat.

Blog Archive