Showing posts with label trik penulisan. Show all posts
Showing posts with label trik penulisan. Show all posts

Friday, 26 November 2010

SUMBER IDE UNTUK MENULIS BUKU HOW TO


Banyak orang beranggapan untuk bisa menulis maka harus memiliki sebuah pengetahuan yang sedemikian kompleks dan mendalam. Kenyataan tidak demikian.
Pada dasarnya apapun pengetahuan Anda, baik yang Anda peroleh melalui pendidikan atau pengalaman, selama banyak orang yang membutuhkan, maka layak dituliskan. Mungkin Anda bertanya-tanya, apa maksudnya?

Nah, sebagai ilustrasi, apakah menurut Anda pengetahuan tentang wedding planning, cara mengasuh anak, menghadapi hubungan rumah tangga yang terpisah akibat pekerjaan, adalah sesuatu yang tidak mungkin Anda kuasai tanpa memasuki bangku kuliah. Jelas semua orang akan mendapatkan pengetahuan ini berdasarkan pengalaman.

Hanya saja banyak orang menganggap pengetahuan mereka seperti yang saya sebuthkan diatas terlalu sederhana dan tidak relevan untuk dituliskan. Tapi sadarkan Anda berapa banyak orang yang membutuhkan pengetahuan tersebut.

Pengetahuan tentang wedding planning jelas akan sangat dibutuhkan oleh setiap mereka yang akan menikah. Ada bisa menduga berapa banyak saat ini orang yang akan tengah merencanakan sebuah pernikahan. Tentu sangat banyak bahkan ada ribuan orang.

Khususnya bagaimana mengadakan sebuah pernikahan yang wah namun dengan biaya yang murah. Nah, jika Anda sukses menyelenggarakan acara penikahan dengan konsep demikian maka pengetahuan tersebut akan sangat dibutuhkan banyak orang.

Demikian juga cara mengasuh anak yang baik. Dimana pengetahuan ini bisa Anda dapatkan ketika membimbing anak-anak Anda. Dan berapa banyak orang yang kemungkinan membutuhkannya? tentu sangat banyak, mencakup calon Ibu dan Ibu-Ibu muda yang tengah menunggu kelahiran anaknya. Bisa jadi jumlahnya mencapai jutaan orang di Indonesia.

Jadi melihat penjelasan di atas maka ide penulisan tidak harus didasarkan pengetahuan yang kompleks. Pengetahuan sederhana yang Anda dapatkan melalui pengalamanpun yang mungkin Anda rasa tidak relevan untuk ditampilkan, ternyata layak Anda tuliskan ke dalam sebuah buku. Pasalnya ada banyak orang yang membutuhkan pengetahuan yang Anda miliki tersebut

Thursday, 4 November 2010

MENGAPA DAN BAGAIMANA SAYA MENULIS "TENTANG PERSONAL BRAND"


Anda ingin tahu bagaimana saya memutuskan akan menulis sebuah tema? Sekedar info, hampir seluruh tema yang saya pilih, melalu cara-cara tertentu, sukses menembus penerbit.

Mau tahu rahasianya?

Well,saya coba mengulas bagaimana saya akhirnya memutuskan menulis naskah dengan judul/tema" Cara Cerdik Membangun Personal Brand"

Tentu Anda perlu tahu mengapa saya berani memilih tema ini? Alasannya karena saya memiliki pengalaman membangun dan mempromosikan personal brand dari orang-orang yang saat ini berhasil meraih sukses. Sekaligus membuktikan jika strategi yang saya jalankan berhasil. Jadi saya memiliki sesuatu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang layak saya tuliskan .

Apa bagusnya memilih tema ini? Jelas ini adalah tema yang menarik karena bakal dibutuhkan banyak orang. Coba saya bukitkan. Kira-kira " apakah Anda ingin melepaskan informasi, cara atau trik membangun personal brand untuk meloncatkan karir Anda?"

Saya perkirakan yang bakal berminat membaca buku ini akan sangat luas. Para pencari kerja, karyawan yang sudah bekerja, atau para eksekutif, barangkali termasuk Anda. Atau orang-orang yang ingin meraih kesuksesan melalui personal brand. Jika saya perkirakan jumlah mereka lebih dari 1 juta orang, apakah saya terlalu berlebihan?

Apa daya tarik yang akan saya bagikan dari naskah ini kelak?
1. Saya membagikan trik-trik unik didasarkan pengalaman saya. Dan it works
2. Tema seperti ini masih jarang dijumpai di toko-toko buku
3. Menggunakan bahasa populer, dilengkapi banyak ilustrasi untuk memudahkan pembaca menangkap pesan saya
4. Saya menjelaskan secara detail, dan praktis.

Apa yang saya lakukan untuk memperkaya penulisan dari tema di atas?
1. Membaca buku tentang brand, personal selling
2. Membaca jurnal untuk mengetahui hasil-hasil research terkait dengan pemasaran, branding atau personal selling.
3. Menyaksikan video-video seminar tentang personal branding yang saya lihat di youtube

Wednesday, 3 November 2010

MENULIS BUKU, ANDA PERLU WAKTU KHUSUS


Saya sering mendapatkan pertanyaan. Bagaimana saya agar saya bisa menyelesaikan sebuah naskah? kok, rasanya menulis 1 lembar saja sulit...

Ketika ditanyakan, " Kapan biasanya Bapak menulis?"

" Biasanya pada waktu jam istirahat kerja", jawabnya.

Tentu inilah menjadi persoalan mengapa menulis buku menjadi sulit.

Ingat bahwa menulis itu bukan saja membutuhkan kemampuan mengerakkan jari jemari untuk mengetik tuts komputer. Namun juga membutuhkan kerja pikiran untuk menjaring ide.

Maka jika Anda ingin menulis buku sebaiknya carilah waktu ketika otak Anda masih fresh. Apakah pagi hari? pada saat libur? atau mungkin Anda membutuhkan tempat yang nyaman agar pikiran Anda segar.

Tapi jika Anda berharap bisa menulis disela kesibukan, jika Anda bukan penulis profesional, jangan harap Anda bisa melakukannya. Karena menulis membutuhkan kondisi fisik yang fit, mood yang baik dan pikiran yang fresh

Wednesday, 27 October 2010

HAL YANG TIDAK PERNAH DILAKUKAN SEORANG PENULIS PROFESIONAL

Banyak penulis pemula yang menuliskan naskahnya tanpa sebuah perencanaan. Ia meyakini memiliki cukup ide dituangkan menjadi sebuah tulisan. Hanya saja ketika mulai mengoreskan pena, ia kebingungan ingin menuliskan apa. Dan seringkali tulisan yang dihasilkan tidak jelas arahnya.

Perlu Anda ketahui, tidak ada seorang penulis profesionalpun yang berani menulis tanpa perencanaan. Proses penulisan selalu diawali penggalian ide untuk disusun menjadi outline. Setelah itu ia akan menulis mengacu pada outline yang dibuat.

Contoh sebuah outline untuk tema buku personal brand :

1. Personal brand
2. Cara menentukan personal brand yang tepat
3. Memasarkan personal brand
4. Mengoptimalkan manfaat personal brand

Outline ini disusun melalui penjaringan ide, hal-hal apa saja, secara garis besar, yang ia ingin bagikan penulis kepada pembaca. Ide-ide tersebut kemudian disusun secara sistematis .

Nah, si penulis tinggal memilih bagian mana yang ingin ia tulis terlebih dahulu. Bisa secara random. Mungkin minggu ini ia akan menyelesaikan personal brand. Minggu kedua ia akan menuliskan bagian memasarkan personal brand. Demikian selanjutnya.

Jadi jelas, ketika menuliskan personal brand si penulis tinggal memusatkan perhatian pada tentang subjek yang dibahas. Dan menuliskannya layaknya menyelesaikan sebuah artikel.

So, ketika Anda ingin menyelesaikan naskah Anda, sebaiknya buatlah perencanaan. Jangan pernah menulis tanpa sebuah outline. Karena seorang penulis profesionalpun tidak berani melakukan itu.

Tuesday, 26 October 2010

MENULIS BUKU MEMBUTUHKAN TAKE ACTION

Jika Anda ingin menulis buku maka hal yang perlu Anda lakukan adalah...Menulis! menulis! dan menulis!. Dan "Take action, now!!".

Saya bisa memastikan, jika ini adalah kali pertama Anda menulis buku, maka Anda akan menjumpai banyak masalah. Mulai dari ide-ide yang berkembang tanpa arah, aliran penulisan yang tidak jelas arahnya, sulitnya memilih kata yang tepat untuk menuangkan ide dalam pikiran Anda dan banyak lagi masalah yang muncul. Namun akan lebih baik menemukan masalah setelah memulai penulisan daripada memikirkan kendala yang bakal muncul sebelum Anda pernah memulai menulis.

Saya memiliki pengalaman yang menarik saaat memutuskan akan belajar menulis. Saya ketika itu meyakini, semakin banyak buku yang saya baca akan semakin mudah saya menulis. Alhasil berbagai macam buku menulis saya garap. Termasuk juga buku tentang editing dan menyusun kalimat jurnalistik yang jarang dibaca penulis pemula.

Namun ketika saya mulai menulis, pikiran saya diliputi rasa khawatir. " Menurut buku ini bahwa susunan kalimat yang baik adalah seperti ini". " Menurut buku yang lain, pemilihan kata harus tepat agar menarik". " Buku yang lain mengingatkan bahwa seorang penulis harus bisa menyusun kalimat yang efektif". Alhasil otak saya mandek dan setiap kali menulis satu kalimat, saya merasa tidak puas lalu menghapusnya.

Setelah frustrasi karena tidak bisa menyelesaikan satu artikel , akhirnya saya memutuskan untuk menulis tanpa memikirkan baik buruknya tulisan saya. " Ini hanya kesenangan sendiri".

Begitulah awal cerita bagaimana saya akhirnya terbiasa untuk menulis. Setelah menulis menjadi aktivitas rutin baru saya menyadari manfaat pengetahuan yang saya peroleh dari buku-buku yang pernah saya baca. Hingga akhirnya saya tidak saja bisa menulis sebuah artikel namun juga sebuah buku.

Oleh sebab itu ketika Anda ingin menulis, take action!!!!!. Biarkan diri Anda menjumpai berbagai kendala yang pernah dialami oleh semua penulis ketika belajar menulis. Pada saat itulah Anda akan dipacu mencari jawaban, baik dari buku-buku atau sumber-sumber lain di internet yang akan meningkatkan pengetahuan dan keahlian Anda di dalam menulis. Dijamin ini akan lebih bermanfaat.

Namun ketika Anda hanya berniat menulis dan tidak pernah memutuskan " saya akan lakukan saat ini", saya pastikan mimpi Anda menjadi penulis tidak akan pernah tercapai.

Monday, 25 October 2010

TRIK PEMILIHAN KATA YANG GENIT KETIKA MENULIS BUKU


Mungkin trik ini agak subjektif dan akan sangat tergantung pada gaya penulisan non fiksi dari masing-masing penulis. Namun saya meyakini bahwa sebuah kata apabila dipilih dengan benar akan memberikan efek emosional bagi pembaca.

Mungkin langkah pertama Anda dengan menyelipkan kata kerja atau kata sifat yang sering dihubungkan dengan aktivitas manusia seperti melihat, melirik, kebingungan, tersenyum, dsb pada benda-benda

Misalnya:

Namun jika dilihat di beberapa wilayah di Depok, air yang jatuh ditanah tertahan dan tidak bisa bergerak. Bergerak ke kiri tembok, ke kanan tembok. Anehnya got-got tertutupi oleh semen. Kalaupun terbuka ukuran sangat kecil dan kadang dipenuhi sampah maupun lumpur..

Mungkin penggalan kalimat di atas bisa diubah menjadi

Namun jika dilihat beberapa wilayah di Depok, air yang jatuh di tanah seperti kebingungan untuk mengalirkan diri. Bergerak ke kiri tembok, ke kanan tembok. Anehnya got-got tertutupi oleh semen. Kalaupun terbuka ukuran sangat kecil dan kadang dipenuhi sampah maupun lumpur..

Teknik lainnya Anda bisa menggunakan kata-kata yang kalau disebutkan terdengar agak mengelitik atau mengambarkan suasana emosi tertentu. Seperti bergairah, mengelitik, terharu, terobsesi, terpukul.

Misalnya

"Keberhasilan itu memberikan rasa haru bagi saya".
Bandingkan dengan
" Keberhasilan itu memberikan suatu arti bagi saya".

"Tentu keberhasilan ini mengairahkan setiap manajer untuk berkembang".

Bandingkan dengan
"Presiden "Keberhasilan tersebut mendorong setiap manajer untuk berkembang".

Dan banyak kata-kata yang bermuata emosional seperti seksi, ciuman, montok, telanjang dsb. Untuk bisa merasakan efek bahasa, coba baca kata yang Anda gunakan rasakan efeknya pada diri Anda. Rasakan gejolak dalam diri Anda. Tapi Anda harus berhati-hati memilih kata yang berasosiasi dengan seksualitas karena bisa saja menciptakan efek vulgar.

Namun penggunaan kata tersebut akan menarik jika dipergunakan sesekali dalam tulisan. Tapi soal kapan tepatnya pemiliah kata tersebut tentu kembali lagi pada subjektivitas penulis.

Namun perlu diingat bahwa seorang penulis non fiksi yang handal adalah yang tidak hanya mampu menggugah pikiran logis Anda namun juga emosional Anda secara tidak sadar.

GUNAKAN UCAPAN ANDA KETIKA MENULIS BUKU


Saya sering mendapatkan pertanyaan dari pengunjung blog konsultasi menulis: Bagaimana ,sih, biar menulis itu lancar, ide-ide jadi flow sehingga naskah 100 lembar bisa diselesaikan dengan cepat?

Tidak mengalirnya proses penulisan merupakan adalah salah satu kendala dari penulis pemula dalam mengukir kata demi kata untuk membuat naskahnya. Namun masalah ini muncul karena penulis berambisi menciptakan tulisan yang "elegan", “baku”, “serius”, “ilmiah” dsb...dsb.....dsb

Hanya saja karena terlalu terobsesi membuat tulisan dengan label di atas banyak penulis yang akhirnya, ketika menuangkan ide-idenya, terhambat oleh kecemasan “apakah tulisan saya menarik?”.

Oleh sebab itu saran terbaik dari saya, ketika Anda menulis, tuliskan ide-ide Anda sebagaimana Anda berucap. Gunakan kosakata yang biasa Anda gunakan untuk menyampaikan pikiran Anda secara lisan. Dijamin Anda akan menulis lebih flow.

Jangan takut menggunakan sudut pandang Anda ketika menulis. Jika perlu gunakan pengalaman Anda untuk memberikan ilustrasi. Biarkan Anda menulis secara bebas. Layaknya Anda diminta memberi penjelasan oleh sahabat Anda secara lisan. Dimana Anda bisa secara lancar menjelaskan “ bla...bla...bla”.

Tentu saja, bahasa lisan tidak selalu tepat ketika dituangkan secara langsung ke dalam tulisan. Namun ingatkan diri Anda selalu, bahwa Anda akan memiliki waktu melakukan editing dan memperbaiki alur logika yang terputus. Tapi yang terpenting apa yang Anda tulis benar-benar mengeksplorasi ide-ide brilian Anda. Dan tidak terganjal oleh kecemasan akan kesempurnaan.

Saturday, 4 September 2010

CARA PENULISAN YANG MEMUSINGKAN PEMBACA


Tentu setiap penulis memiliki style dalam menulis, namun ada beberapa ciri penulisan yang membuat pusing pembaca. Seringkali naskah yang dipenuhi cara penulisan yang njelimat, langsung dengan mudah divonis oleh penerbit untuk ditolak.

Setiap buku setidaknya memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan. Kemudian pesan tersebut dikembangkan menjadi beberapa pesan-pesan penjelas pada setiap babnya.

Jadi buku yang bertajuk " Rahasia kaya raya menjadi penulis" pesan utamanya adalah menulis aktivitas yang menguntungkan. Kemudian masing-masing bab menyajikan pesan pendukung seperti alasan aktivitas menulis menguntungkan, cara membuat karya penulisan yang bisa mendatangkan uang, bagaimana meraih keuntungan dari menulis, dsb.

Dan setiap Bab seorang penulis akan mengungkap pesan pendukung dalam keseluruhan alinea yang memiliki pokok pikiran yang diperjelas berbagai kalimat pendukung .

Sebuah tulisan menjadi membingungkan pembaca jika tidak jelas pesan utama yang ingin disampaikan. Bayangkan saja jika sebuah artikel tentang "cara mendapatkan keuntungan dari menulis" juga menceritakan secara detail bagaimana "cara mendapatkan keuntungan menjadi jurnalis". Sehingga pembaca jadi binggung sebenarnya apa yang ingin Anda sampaikan.

Kemudian ciri yang lain adalah adanya ketidakterkaitan antar kalimat, dan terjadi lompatan-lompatan pemikiran yang membingungkan. Mengapa ini terjadi?

Mungkin si penulis membiarkan pikirannya berkembang secara liar dan langsung menuliskannya. Sehingga antar kalimat menjadi tidak terarah.

Itu sebabnya setiap Penulis harus fokus pada pesan utama yang ingin dijelaskan pada artikel yang dituliskannya. Serta memiliki kerangka pikiran tentang hal apa saya yang ingin sajikan dalam artikelnya tersebut. Ide-ide yang tidak mendukung pesan sebaiknya tidak perlu ditampilkan.

Namun ada juga penulis yang sengaja membuat bahasa yang njelimat untuk menyamarkan ketidaktahuannya. Seolah-olah pembaca menjadi bingung karena tidak mampu menangkap pemikiran penulis yang kompleks. Barangkali demikian juga alasan dari banyak penulis pemula yang sengaja menempelkan berbagai kosakata aneh untuk menyamarkan tulisannya yang sebenarnya tidak memiliki pesan yang jelas.

Masalah lainnya yang sering dihadapi penulis pemula adalah membuat kalimat yang bertele-tela. Hal ini karena penulis masih terjebak kebiasaan penggunaan bahasa ucap.

Saran terbaik, ketika pikiran Anda lagi flow tuliskan saja apa yang muncul dalam benak Anda. Namun setelah menyelesaikan penulisan edit. Hilangkan kata-kata yang tidak perlu. Usahakan membuat dan memilih kalimat seefisien mungkin.

Dengan tidak membuat yang membingungkan, maka Anda telah memudahkan calon pembaca mencerna pikiran Anda. Dan membuat naskah Anda berpeluang lebih besar diterima oleh penerbit.