Friday 10 December 2010

Cuaca Dingin Ekstrim Kacaukan Eropa

 

Cuaca dingin bertemperatur di bawah nol derajat celcius menyebabkan kekacauan di hampir semua negara Eropa. Selain membatalkan ratusan jadwal penerbangan komersil, cuaca dingin juga menewaskan sedikitnya sembilan orang.

Jalur landasan terbang yang licin karena cuaca dingin atau tertutup salju tebal adalah salah satu penyebab utamanya. Gatwick, bandara udara terbesar kedua di London, dan bandara Jenewa di Swiss, terpaksa ditutup pada Rabu, 1 Desember 2010, ketika petugas bandara berusaha membersihkan landasan dari salju.

Menurut kantor berita Associated Press, Kamis, 2 November 2010, salju tebal menutupi landasan dan sebagian jalan-jalan di kota ini hingga ketebalan 15-25 centimeter dalam 24 jam terakhir.

Penumpang yang terbengkalai akibat tidak adanya transportasi sulit untuk menemukan kamar hotel karena penuh. Mereka terpaksa harus tinggal di penampungan yang disediakan pemerintah.

Bandara Edinburgh di Skotlandia, Leeds di utara Inggris, Chambery dan grenoble di utara Prancis juga mengalami penutupan setelah aktivitasnya terganggu oleh cuaca buruk.

Agen pusat pengendali lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol, melaporkan beberapa penerbangan di Brussels, Frankfurt, Munich, Vienna, Prague dan Paris mengalami penundaan.

Di Polandia, polisi melaporkan delapan orang tunawisma tewas pada Rabu malam yang diduga karena kedinginan. Udara pada malam itu mencapai -20 derajat celcius, bahkan di kota Bialystok, Polandia, suhu turun hingga -26 derajat celcius.

Korban tewas juga ditemukan di utara Austria. Laporan polisi mengatakan bahwa seorang lelaki berusia 69 tahun tewas setelah kedinginan karena pingsan semalaman di udara terbuka. Diduga lelaki ini tergelincir saat menyeberang jembatan dan kehilangan kesadarannya.

Ahli meteorologi, Heinz Maurer, mengatakan bahwa suhu yang terlalu rendah ini tidak biasa terjadi di Eropa. Hujan salju yang terjadi belakangan ini di beberapa kota di Eropa dinilai sebagai yang terburuk sejak 1993.

“Ini adalah udara dingin yang tidak biasa yang terjadi di sebagian besar Atlantik timus, dan ketika udara dingin itu bertemu dengan udara hangat dari mediterania, maka yang terjadi adalah hujan salju yang lebat,” ujar Heinz.

Dia memperkirakan hujan salju akan mulai mereda di Eropa tengah pada Kamis waktu setempat. Namun dia memperingatkan beberapa malam setelah itu udara masih dalam suhu dingin yang ekstrim. (hs)•

VIVAnews

Blog Archive